Kamis, 28 April 2011

Daftar Nama-nama Gunung di Sulawesi selatan

  • G.Bawakaraeng 2800 MDPL  thn 2009
  • G.Rante Mario Latimojong 3478 MDPL thn 2009
  • G.Mekongga 2620 MDPL thn 2009
  • G.Tolangi 3016 MDPL thn 2009
  • G.Balease 2894 MDPL thn 2009
  • G.Sesean 2100 MDPL   thn 2002-2009
  • G.Buntu Puang 1904 MDPL  thn 2009
  • G.Bambapuang 1012 MDPL thn 2010
  • G.Sinaji latimojong 2600 MDPL   thn 2010
  • G.kambuno 2950 MDPL   thn 2010
  • G.Gandang Dewata  3037 MDPL  thn 2010
  • G.Nenemori Latimojong 3397   MDPL  thn 2011

PANDUAN MENDAKI GUNUNG DALAM INFOGRAFIS

Sudah banyak buku ditulis mengenai panduan mendaki gunung, tapi panduan mendaki gunung secara bergambar mungkin baru buku ini. Karya ini bukan sekedar petunjuk tertulis, tapi juga menggunakan gambar yang digoreskan oleh penulis dalam bentuk grafis. Buku ini menjadi istimewa, karena menjadi satu-satunya buku petunjuk mendaki gunung dalam infografis. Pembaca pun akan lebih mudah memahami bagaimana cara mendaki gunung dengan baik. Diharapkan dengan penerapan infografis dalam buku panduan mendaki gunung ini lebih mempermudah dalam mengarahkan dan memahami informasi dari isi buku tersebut, karena elemen grafis yang digunakan sifatnya adalah untuk menyederhanakan suatu data secara praktis dan efektif.

Buku ini ditujukan terutama kepada para pemula. Pelajar atau mahasiswa yang hendak atau sekedar naik gunung, mengkhususkan diri untuk berkemah, dan sebagainya supaya memperhatikan langkah demi langkah yang ada dalam buku ini.Tujuannya agar selama pendakian mereka tidak menjumpai masalah yang berarti. Kalau tanpa kendala, tentu malah tidak asyik. Namanya saja naik gunung, pasti ada tantangan yang harus ditaklukkan. Karena itu, melalui buku ini diharapkan kendala-kendala yang muncul dapat diatasi dengan baik sehingga para pendaki bisa kembali dengan selamat.

Materi utama buku ini diangkat dari hasil karya tugas akhir penulis di Fakultas Seni Rupa IKJ dengan judul Penerapan Infografis pada Buku Panduan Mendaki Gunung, suatu perpaduan antara desain grafis dengan kegiatan mendaki gunung.

Buku Panduan Mendaki Gunung dalam Infografis ini terdiri dari delapan bagian, antara lain menyusun rencana, persiapan fisik, perlengkapan perjalanan, perlengkapan makan, pelengkapan tidur, leave no trace, navigasi darat, survival, P3K dan peta gunung. Selain itu ada daftar gunung se-Indonesia beserta ketinggiannya, kode etik pecinta alam, daftar alamat organisasi pecinta alam dan kantor cabang BASARNAS. Informasi ditil secara grafis jalur-jalur pendakian gunung (G. Kerinci 3.805 mdpl, G. Ciremai 3.076 mdpl, G. Slamet 3.426 mdpl, G. Semeru 3.676 mdpl, G. Agung 3.142 mdpl, dan G. Rinjani 3.726 mdpl) disertakan juga. Informasi grafis jalur-jalur pendakian itu sangat membantu dan memudahkan bagi para pendaki yang akan naik gunung tersebut.

Kegiatan mendaki gunung dimulai dengan menyusun rencana pendakian yang meliputi mencari informasi tentang gunung tersebut, melakukan pesiapan fisik dan menyiapkan perlengkapan pendakian. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana pendakian antara lain tujuan kegiatan (gunung yang akan didaki), waktu pendakian, anggaran keuangan, peserta, perizinan, transportasi, perencanaan di lapangan dan pelaksanaan kegiatan. Dengan perencanaan yang baik, pendaki akan dapat mencapai tujuan secara lebih efisien dan efektif.

Untuk perlengkapan perjalanan sebaiknya pilih perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin, tetapi bebannya tidak melebihi kemampuan. Perhitungan beban total untuk seseorang tidak boleh melebihi sepertiga berat badan (sekitar 15-20 kg). Untuk pakaian lapangan sebaiknya jangan menggunakan pakaian dari bahan nilon dan celana jins. Pakaian dari bahan nilon tidak menyerap keringat, sedangkan celana jins akan menjadi berat bila basah dan butuh waktu lama untuk dikeringkan. Semua perlengkapan pendakian dimasukkan ke dalam ransel yang ringan, kuat, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan, nyaman dipakai dan praktis.

Bagaimana bila dalam pendakian gunung ada masalah? Petunjuk grafis untuk mengatasi masalah seperti tersesat, bertahan hidup (survival), dan kecelakaan juga disertakan. Orientasi medan (navigasi darat) adalah suatu cara untuk menentukan posisi dan arah perjalanan, baik di daerah sebenenarnya maupun di peta. Karena itu, pengetahuan tentang peta dan kompas serta teknik penggunaannya perlu dipelajari dan dipahami agar tidak mudah tersesat. Dalam pendakian, ada baiknya memperhatikan keadaan alam sekitar yang bisa dijadikan tanda yang mudah diingat, seperti tumpukkan batu, pohon tinggi, pohon tumbang, dan aliran sungai. Tanda-tanda tersebut bisa digunakan sebagai pemandu ke jalur semula bila kebetulan tersesat. Kalau tersesat sebaiknya kita tetap tenang dan ingat rumus STOP (S: Stop/Seating, T: Think, O: Observation, P: Planning).

Bertahan hidup di alam bebas (survival) adalah keahlian untuk bertahan hidup dalam situasi yang mendesak. Keahlian ini sangat diperlukan oleh setiap pelaku kegiatan alam bebas. Elemen survival antara lain cara menemukan air, cara membuat api, cara menemukan makanan, cara membuat jebakan, cara membangun perlindungan, dan cara menarik perhatian untuk penyelamatan (SAR). Selain itu juga perlu disiapkan survival kit untuk antisipasi apabila menghadapi suatu masalah dalam pendakian gunung. Survival kit ini umumnya berisi perlengkapan jahit, cermin, pisau multiguna, peniti, peluit, peralatan mancing, senter, korek api, kaca pembesar dan lilin.

Mendaki gunung tidak hanya membutuhkan niat yang kuat saja, namun juga kesiapan fisik. Daya tahan (endurance) amat diperlukan karena dibutuhkan perjalanan berjam-jam hingga hitungan hari untuk tiba di puncak. Hal yang paling sering muncul dalam bahaya subjektif (bahaya yang ditimbulkan oleh pendaki itu sendiri) adalah risiko medis. Resiko medis tersebut antara lain hipotermia, dehidrasi, patah tulang, trauma, cedera otot dan lain-lain. Pengetahuan untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) perlu dipelajari dan dikuasai, sehingga apabila terjadi kecelakaan kita dapat melakukan langkah pertolongan pertama dan dapat menghindari cacat permanen maupun kematian.

Leave No Trace. Program Leave No Trace dirancang untuk memperkecil dampak sosial dan lingkungan dalam kawasan pendakian gunung. Prinsip-prinsip dasar Leave No Trace adalah:
ü Perencanaan dan pesiapan yang baik.
ü Berkemah dan bepergian di atas permukaan tanah yang tahan dan awet.
ü Buanglah kotoran dengan benar.
ü Biarkan apa yang anda temukan.
ü Minimkan penggunaan dan akibat dari api unggun.
ü Latihlah diri untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan perjalanan.
ü Dengan memelihara diri sendiri dan grup anda saat perjalanan di alam bebas, anda termasuk dalam posisi melindungi lingkungan.

foto-foto Proses pembentukan Trianggulasi MPA PMK di Gandang dewata Tahun 2003

 Titik Trianggulasi Gandang Dewata sebelum pembuatan titik trianggulasi baru oleh MPA PMK UNM


Memulai proses pembuatan trianggulasi Gandang Dewata
 
jadi de trianggulasinya,Bendera PMK UNM dan Mapala PMK UNM berkibar di Puncak Gandang Dewata, September 2003.

 Tim Ekspedisi Toraja - Mamasa Mapala PMK UNM selesai menjalankan misi, mendirikan titik Trianggulasi di Puncak Gunung Gandang Dewata September 2003

Senin, 25 April 2011

Kode Etik Pecinta Alam Indonesia


Kode etik pecinta alam Indonesia dicetuskan dalam kegiatan Gladian Nasional Pecinta Alam IV yang dilaksanakan di Pulau Kahyangan dan Tana Toraja pada bulan Januari 1974. Gladian yang diselenggarakan oleh Badan Kerja sama Club Antarmaja pencinta Alam se-Ujung Pandang ini diikuti oleh 44 perhimpunan pecinta alam se Indonesia.
Kode etik pecinta alam Indonesia ini, sampai saat ini masih dipergunakan oleh berbagai perkumpulan pecinta alam di seluruh Indonesia.
Bunyi dari kode etik pecinta alam Indonesia adalah sebagai berikut:
Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

Pecinta Alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat
Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa, dan
tanah air

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa segenap pecinta alam adalah saudara sebagai  makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah yang Maha Esa
Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan kesadaran
menyatakan :

  1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam
    sesuai dengan kebutuhannya
  3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air
  4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat
    sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya
  5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam
    sesuai dengan azas pecinta alam
  6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan
    pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air
  7. Selesai
Disyahkan bersama dalam
Gladian Nasional ke-4
Ujung Pandang, 1974

Minggu, 24 April 2011


Salam Lestari....

Mapala Pmk Unm sukses dalam pendidikan dasar ke V.....!!!!!!!
semoga mapala pmk unm jaya trus.....

Tetap Lestari